Welcome to Supriyanto Blog

Selasa, 04 Juni 2013

SATGAS YONIF 403/WP MENYELAMATKAN TKW INDONESIA

Baru sehari tiba di lokasi tugas, prajurit Yonif 403/WP yang menjadi prajurit satuan tugas Pengamanan Perbatasan (Pamtas) RI-Malaysia (Malindo) di wilayah Entikong-Serawak berhasil menorehkan prestasi membanggakan dengan menyelamatkan seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW), Neneng Isma Widhiarty (48) asal Parakan Asri Dalam, Cisarantem Endah, Ancamanik, Bandung, Jabar. Wanita tengah baya yang kondisi tubuhnya penuh dengan luka lebam, utamanya dibagian dada dan leher akibat dianiaya oleh sang majikan tempatnya bekerja di Sibu, Malaysia.

Senin (03/06/2013) sekitar pukul 7.30 WIB usai melaksanakan apel, 2 anggota unit intel, Serka Deni Satriyo dan Sertu Ajat berangkat menuju pintu perbatasan (border) Entikong-Sarawak guna melakukan penyamaran dan pemantauan beragam bentuk pelanggaran. Beberapa menit berada di lokasi tersebut, kedua anggota Yonif 403 tersebut melihat korban turun dari bis antar negara jurusan Kuching-Pontianak dengan berlari sembari menangis. Serka Deni dan Sertu Ajat segera mendekati dan menanyakan kepada korban apa yang terjadi. Korban yang bekerja sebagai pembantu rumahtangga selama 2 bulan mengaku ketakutan akibat dikejar agen TKI saat dirinya berhasil melarikan diri.

"Korban mengaku tengah dalam pelarian setelah berhasil meloloskan diri (kabur) dari rumah majikannya di Sibu, Malaysia dan takut dikejar agen yang memberangkatkannya, sehingga segera kami amankan dan bawa ke pos (Kotis) Pamtas agar terhindar dari kejaran agen TKI," terang Serka Deni.

Kepada KRjogja.com korban mengaku, Minggu (02/06/2013) malam memberanikan diri kabur dari rumah majikannya akibat sudah tak tahan lagi oleh beragam siksaan yang dilakukan oleh sang majikan. Dirinya mengaku, ia harus bekerja sejak pukul 6 pagi hingga 10 malam tanpa istirahat. Jika melakukan kesalahan kerap ditendang, dipukul dan dijambak rambutnya oleh majikan. Kejadian tersebut nyaris saban hari diterimanya.

"Hampir tiap hari saya dipukul dan dijambak jika saya mengeluh capek. Saya tidak dibolehkan makan sebekum jam 10 malam. Bahkan, selama saya bekerja sejak 2bulan lalu, sampai hari ini saya tidak digaji. Saat saya tanyakan, gaji saya sudah dibayarkan ke agen, lalu saya dipukul," urai korban.

Begitu tiba di pos prajurit Yonif 403/WP, korban segera mendapatkan perawatn dari tim medis. Sementara, Dansatgas Pamtas RI-Malaysia Letkol Inf Renal Aprindo Sinaga didampingi Pasi Intel Lettu Inf Rajiko menjelaskan, usai mendapatkan perawatan dan kondisi kesehatannya sudah pulih, korban akan diserahkan ke kepolisian setempat guna mendapatkan perlindungan sekaligus dapat dipulangkan ke daerah asalnya di Bandung, Jabar.

Senin, 03 Juni 2013

SATGAS YONIF 403/WP TIBA DI DAERAH PAMTAS MALINDO KALBAR

USAI melakukan perjalanan laut selama 4 hari 3 malam yang cukup melelahkan dari Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, sebanyak 650 personel prajurit Batalyon Infanteri (Yonif) 403/WP, Kentungan, Yogyakarta, Sabtu (01/06/2013) pukul 2 dinihari tiba di Pelabuhan Pontianak, Kalbar. KRI Teluk Amboina dengan nomor lambung 503 perlahan merapat di dermaga. Sebagian prajurit menampakkan raut kegembiraan. Rasa lelah yang sedari tadi dirasakan seakan sirna.

Dikejauhan nampak puluhan pejabat TNI AD dan TNI AL jajaran Kodam XII/Tanjungpura sudah siap menyambut kedatangan prajurit-prajurit Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Lintas Darat di wilayah Indonesia-Malaysia (Malindo), tepatnya di daerah Entikong-Sarawak, Kalbar.

Satu demi satu prajurit Yonif 403/WP menuruni anak tangga lalu naik kendaraan (truk) yang telah dipersiapkan jajaran Kodam setempat. Mengingat kedatangan yang sudah larut, seluruh kekuatan personel harus melakukan transit sekaligus bermalam di Detasemen Zeni Tempur (Denzipur) Pontianak. Istirahat tak kurang dari 4 jam, prajurit sudah bersiap kembali guna melaksanakan persiapan upacara penyambutan oleh Pangdam XII/Tanjungpura Mayjen TNI M Ridwan.

Dalam amanatnya, Mayjen Ridwan mengucapkan selamat datang di 'Bumi Khatulistiwa' kepada seluruh prajurit. Dirinya menegaskan serta berharap agar prajurit Yonif 403/WP secara sungguh-sungguh dan bertanggungjawab dalam melaksanakan fungsi dan tugas pokoknya sebagai prajurit Pamtas RI-Malaysia di perbatasan Entikong-Serawak.

"Sebagai Pangdam Tanjungpura, secara pribadi dan mewakili seluruh perwira, staf dan prajurit jajaran Kodam XII/Tanjungpura saya ucapkan selamat datang dan selamat menjalankan tugas pengabdian yang mulia kepada bangsa dan negara dalam menjaga kedaulatan NKRI. Saudara-saudara sebagai prajurit pilihan harus lebih baik lagi dalam menjalankan tugas pengamanan perbatasan lintas darat RI-Malaysia dibanding prajurit-prajurit sebelumnya," tegas Mayjen Ridwan.

Sementara, Asisten Intel (Asintel) Kodam XII/Tanjungpura Kolonel Inf Ontang Roma Pangihutan dalam pemaparannya juga menegaskan kepada seluruh prajurit Pamtas Yonif 403/WP, khususnya satuan unit intel agar bertugas dengan baik dan melakukan pengawasan secara kontinyu sekaligus tidak mudah terbius oleh rayuan-rayuan dari pihak manapun, yang dapat mengarah kepada tindakan negatif yang merusak nama baik satuan maupun nama TNI AD.

Usai dilakukan upacara penyambutan, selanjutnya Pangdam XII/Tanjungpura menyalami Komandan Batalyon Infanteri (Danyonif) 403/WP Letkol Inf Renal Aprindo Sinaga beserta perwakilan prajurit masing-masing kompi.Selanjutnya, seluruh kekuatan personel tersebut akan bergerak menuju perbatasan dan pos-pos sepanjang garis perbatasan Kalbar pada Minggu

PEMBERANGKATAN TUGAS SATGAS YONIF 403/WP

          Sebanyak 650 prajurit Yonif 403/Wirasada Pratista Yogyakarta diberangkatkan ke perbatasan Kalimantan Barat-Malaysia melalui Pelabuhan Tanjung Mas, Semarang, Selasa (28/5). Dalam pasukan yang diberangkatkan, ikut serta juga 4 prajurit Korp Wanita TNI Angkatan Darat (Kowad) dalam penugasan perbatasan tersebut.

          Diantaranya Sersan Dua (Serda) Lisya Kumalasari, Sersan Dua Rani, Sersan Dua Indah dan Letnan Dua (CKM) (K) Dita Yulia Bintari, merupakan seorang dokter. Mereka mengemban tugas yang pertama sebagai tenaga kesehatan dalam misi pengamanan perbatasan.
Pangdam IV/Diponegoro Mayjend TNI Sunindyo yang memimpin langsung dalam upacara pemberangkatan pasukan tersebut mengatakan bahwa ini merupakan pengiriman Kowad pertama dalam tugas perbatasan. "Saat ini prajurit Kowad sudah Kombatan sama dengan tentara yang lain," ungkapnya disela-sela melepas pemberangkatan di Pelabuhan Tanjung Mas.
Pangdam menambahkan Kombatan mempunyai arti bahwa Kowad telah dibekali senjata lengkap untuk mendukung penugasan di daerah perbatasan seperti halnya prajurit TNI lainnya. Para Kowad juga telah dilatih menembak, kekuatan fisik untuk mendukung penugasan tersebut agar mampu mengatasi dalam situasi konflik.

          Sementara itu dalam misi tersebut, pasukan Yonif 403/Wirasada Pratista Yogyakarta akan bertugas selama enam bulan dengan melakukan pengamanan di perbatasan darat RI-Malaysia. Tak hanya itu, mereka juga akan menangani sejumlah praktek ilegal yang kerap terjadi di perbatasan.

       Pangdam menghimbau kepada prajurit Yonif 403/Wirasada Pratista Yogyakarta yang mengemban misi tersebut untuk senantiasa menjaga profesionalisme dalam bertugas. Hal tersebut karena dalam penugasan mereka akan berdampingan dengan prajurit Negara Malaysia.
"Kita tunjukkan TNI lebih professional dalam segala hal. Baik cara berpatroli dan cara membina masyarakat agar masyarakat di perbatasan lebih baik dalam kesejahteraannya dan yang terpenting  mampu menjaga kedulatan NKRI dengan baik," tandas Pangdam.